Senin, 29 November 2010

PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA 3

TELAAH KURIKULUM
Untuk memahami makna mendasar pernyataan-pernyataan setiap SK dan KD, untuk memahami hubungan antara SK dan KD, memahami bangun kompetensi yang akan dicapai dalam satu semester, menghasilkan tema sebagai payung bahasan unit-unit kompetensi,dan untuk menyusun draft silabus dan RPP yang sistematis, guru perlu melakukan telaah kurikulum melalui langkah Pemetaan Kompetensi dan Mengembangkan Ide-Ide Kegiatan pembelajaran.
Pemetaan Kompetensi diawali dengan mengelompokkan KD-KD yang mempunyai "kesamaan" aspek tertentu. Kesamaan ini selanjutnya dikemas menjadi tema/konteks/teks, dimana tema
/konteks/teks ini dijadikan wadah bagi pengembangan pembelajaran yang lebih bermakna dan kontekstual. Pemetaan kompetensi yang baik akan membantu guru dalam manajemen waktu karena KD-KD yang mempunyai kesamaan aspek dapat diintegrasikan sehingga menghindari pengulangan materi dan memudahkan pemahaman peserta didik.
Untuk mengembangkan pembelajaran yang kontekstual dan bermakna guru perlu merencanakan ide-ide kegiatan pembelajaran untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Ide-ide kegiatan pembelajaran akan memudahkan penyusunan silabus dan rencana pembelajaran, karena tentunya guru akan menyusun ide-ide kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik, ketersediaan sarana dan prasarana, dan kemampuan guru. Kegiatan merancang ide kegiatan pembelajaran akan memudahkan guru merancang Lembar Kerja Siswa.

Rabu, 26 Mei 2010

Andakah Guru Berprestasi?

Pengertian
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Guru berprestasi adalah guru yang memiliki kinerja melampaui standar yang ditetapkan oleh satuan pendidikan, mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional; menghasilkan karya kreatif atau inovatif yang diakui baik pada tingkat daerah, nasional dan/atau internasional; dan secara langsung membimbing peserta didik hingga mencapai prestasi di bidang intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler.

Kepada rekan-rekan guru PNS dan Non PNS yang memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 8 tahun dan mempunyai beban kerja sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka per minggu silahkan mencoba untuk mengikuti pemilihan guru berprestasi mulai dari tingkat satuan pendidikan hingga tingkat nasional. Rekan-rekan yang berminat untuk mengikutinya mempersiapkan lampiran bukti prestasi yang telah dicapai yang ditulis dalam bentuk karya tulis, lampiran penilaian pelaksanaan pembelajaran oleh kasek dan pengawas, dan portofolio bukti kinerja selama menjadi guru.

Banyak pengalaman yang bisa didapat dari kegiatan ini seperti, mendapatkan pengetahuan baru tentang bagaimana seharusnya kita menjadi guru yang baik dengan belajar dari pengalaman peserta lain, memperluas jaringan pertemanan, menambah persaudaraan, dan masih banyak manfaat lain. Kepada rekan-rekan guru yang belum pernah mengikuti kompetisi ini silahkan mencoba, kompetisi ini sama sekali jauh dari persaingan yang tidak sehat karena untuk menjadi seorang guru berprestasi tidak bisa instant. Guru berprestasi adalah guru yang sudah mengamalkan kempat kompetensi guru yaitu, kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Untuk memahami keempat kompetensi tersebut silahkan membaca Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru didalamnya kita bisa mendapatkan pengetahuan bagaimana seharusnya kita menjadi guru. jadi..... silahkan mencoba......

Pemanfaatan Komputer Dalam Pembelajaran

MEMANFAATKAN KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN

Catatan Pelatihan Pemanfaatan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi Dalam Pembelajaran DBE3 (Purwakarta, 24 s.d. 25 Mei 2010)

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menjelaskan bahwa salah satu kompetensi inti guru pada kompetensi pedagogik adalah memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran yang diampu, dan Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mengembangkan diri pada kompetensi profesional.

Peralatan teknologi informasi dan komunikasi banyak macamnya . Namun, komputer, LCD proyektor dan jaringan internet merupakan peralatan TIK yang umumnya digunakan sebagai media pembelajaran di kelas. Penggunaan peralatan TIK dalam pembelajaran diharapkan akan mempermudah penyampaian materi pembelajaran. Komputer merupakan salah satu alat dalam teknologi informasi dan komunikasi yang mempunyai banyak kelebihan, termasuk bila dimanfaatkan dalam pembelajaran. Pemanfaatan komputer dalam pembelajaran memungkinkan siswa melakukan interaksi langsung dengan sumber informasi, mengolah hasil belajar, bahkan mengkreasi hasil belajar agar menjadi lebih menarik.

Namun, guru hendaknya berhati-hati untuk tidak membuat pembelajaran yang yang menggunakan komputer menjadi berpusat pada guru lagi, misal dengan terlalu seringnya power point dan LCD digunakan oleh guru untuk menjelaskan konsep. Bila hal tersebut kerap terjadi, maka proses belajar mengajar akan tampak modern karena menggunakan sarana TIK, tetapi sebenarnya pengajaran tersebut sangat konvensional karena guru hanya mengandalkan ceramah (melalui power point dan LCD) dan kegiatan siswa lebih banyak mendengarkan saja.

Pemanfaatan fasilitas komputer di sekolah saat ini cenderung hanya untuk mata pelajaran TIK. Pemanfaatan komputer oleh siswa untuk mata pelajaran lain masih jarang dilakukan. Hal itu dimungkinkan oleh beberapa faktor diantaranya terbatasnya jumlah komputer yang dimiliki oleh sekolah dan/atau terbatasnya kemampuan guru mata pelajaran dalam menggunakan komputer serta mengintegrasikan penggunaannya dalam kegiatan mata pelajaran. Padahal, pemanfaatan komputer dalam pembelajaran akan menghasilkan dampak pengiring penting, yaitu dikuasainya sejumlah kemampuan menggunakan TIK yang merupakan prasyarat bagi setiap orang untuk hidup secara berdaya.

Berikut adalah hubungan antara pemanfaatan TIK dalam pembelajaran dengan modus belajar, yang dikembangkan Horton (2000)
Modus Belajar Dan Dukungan TIK
Mendengarkan :Presentasi, video/audio conference
Membaca :Browsing internet, buku on-line, perpustakaan digital
Memperhatikan :Presentasi, menonton film
Mencari saran :Mailing list, e-mail, chatting, video/audio conference
Menyimak : Diskusi on-line
Menerima kritik :Diskusi on-line, video/audio conference, Mailing list, on-line mentoring
Memodelkan :Simulasi, game on-line, kegiatan role playing on-line
Eksplorasi :Eksperimen virtual, simulasi
Mendiskusikan ide: Mailing list, video/audio conference, chatting, diskusi on-line
Mempraktekkan : Eksperimen virtual, test on-line, game pembelajaran, editing
Meneliti :Tutorial on-line, perpustakaan digital

Agar pemanfaatan komputer dalam pembelajaran optimal, guru harus memiliki keterampilan untuk menciptakan proses pembelajaran yang memotivasi siswa untuk memanfaatkan TIK. Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru dalam memanfaatkan komputer dalam pembelajaran:
1. Kolaborasi dengan guru TIK, bagi guru yang belum dapat menguasai komputer dengan baik;
2. Mengidentifikasi langkah-langkah pembelajaran yang memanfaatkan komputer, langkah mana yang menggunakan word, power point, excel, dan internet;
3. Memodifikasi langkah-langkah pembelajaran yang memanfaatkan komputer;
4. Mengembangkan langkah-langkah pembelajaran yang memanfaatkan komputer;
5. Melakukan kegiatan kolaborasi dalam pembelajaran dengan rekan sejawat untuk melakukan pengamatan dalam proses kegiatan pembelajaran, apakah pemanfaatan TIK sudah sesuai dengan pencapaian kompetensi dasar;

Senin, 05 April 2010

RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf atau Bertarif Internasional?)Untuk Siapa?

Disebuah pos kamling terjadi obrolan serius antara Pak Rasmad dengan Guru Karno. Pak Rasmad tengah berkonsultasi dengan Guru Karno tentang kelanjutan sekolah anaknya yang sekarang duduk di kelas IX SMP. Pak Rasmad hanya seorang tukang becak dan istrinya bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tapi cita-citanya amat besar untuk dapat menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi agar anaknya bernasib lebih baik dari orang tuanya. Sebagai tukang becak, beliau kerap mengantar anak sekolah ke sekolah-sekolah yang gedungnya terlihat mewah dengan AC yang berderet di setiap ruangan dan bertuliskan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Pak Rasmad sering membatin andai saja anakku dapat bersekolah disini tentu dia tidak akan kepanasan dan pasti prestasinya makin cemerlang. Sehubungan dengan cita-citanya itulah Pak Rasmad berkonsultasi dengan Guru Karno yang tak lain adalah wali kelas anaknya. Beliau sering mendengar dari anaknya kalau Guru Karno adalah guru favorit karena cara mengajarnya mudah dimengerti , orangnya rajin dan sering memberikan motivasi supaya murid-muridnya mempunyai cita-cita yang tinggi. Obrolan santai itu sebagai berikut:
Pak Rasmad : “Pak Guru, saya ingin anak saya Rahmat melanjutkan di sekolah yang ada ACnya itu biar belajarnya lebih tenang karena adem, bagaimana caranya ya pak?”
Guru Karno : “oh….sekolah itu, gampang pak, syaratnya nilai rapot yang bagus dan mengikuti beberapa tes yang telah ditentukan”
Pak Rasmad : “ anak saya gimana pak, apakah dia memenuhi syarat itu?”
Guru Karno :” kalau masalah syarat yang itu saya yakin Rahmat mampu, tapi pak……ada hal lain yang perlu bapak pikirkan jika Ingin Rahmat bersekolah disitu”
Pak Rasmad : “ apakah anak saya kurang pandai pak, bukankah dia selalu berprestasi . Hal apalagi yang perlu saya siapkan?”
Guru Karno : “ anu pak…..” sejenak Guru Karno terdiam, lalu melanjutkan perkataannya “SPP bulanannya cukup besar” lalu dia menyebutkan nominalnya.
Pak Rasmad :”Hah…….besar sekali pak, itu sama dengan upah istri saya satu bulan. Kami bisa tak cukup makan kalau uangnya untuk bayar SPP”
Guru Karno :”ya…..begitu kenyataannya pak, tapi bapak jangan putus asa masih banyak sekolah lain yang bermutu. Dan saya yakin dimanapun Rahmat bersekolah dia akan tetap berprestasi”
Pak Rasmad terdiam, dia hanya menelan kembali kalimat-kalimat yang ingin diucapkannya. Dia hanya mampu bertanya dalam batinnya mengapa sekolah yang bertaraf Internasional SPPnya harus mahal, padahal dia ingin anaknya bersekolah di sekolah yang adem, dan gedungnya bagus. Pak Rasmad pun berandai-andai, seandainya pemerintah menyediakan sekolah bermutu yang banyak untuk anak-anak pandai dari keluarga tidak mampu seperti dirinya, seandainya dia tidak miskin sehingga untuk makanpun dia hanya mampu membeli beras raskin, jika sakit dia berobat mengandalkan jamkesmas, dan andai-andai yang lain. Keinginan kuatnya adalah anaknya bersekolah di sekolah yang baik tapi mengapa harus mahal ? apa bedanya sih RSBI dengan sekolah biasa? Apakah RSBI bukan untuk anaknya? Tapi dia tak berani menanyakan kepada Guru Karno karena dia tak mampu membayangkan besarnya SPP yang harus dia tanggung. Sementara itu Guru Karno pun membatin seandainya aku dapat membantu Rahmat bersekolah di sekolah yag baik, tentu prestasinya akan berkembang pesat, tapi bagaimana caranya, sebagai seorang guru yang gajinya kadang-kadang tidak cukup untuk makan satu bulan bersama anak-anak dan istrinya, belum lagi tuntutan untuk kuliah lagi agar meraih gelar sarjana sebagai syarat mengikuti sertifikasi guru, batinnyapun makin nelangsa, dia hanya dapat mendoakan semoga anak-anak seperti Rahmat dapat meraih cita-citanya dengan baik.

Minggu, 21 Februari 2010

SMPN 1 Sukagumiwang Pelopor Replikasi BTL3


Pelaksanaan replikasi Pelatihan Pengajaran Profesional Dan Pembelajaran Bermakna 3 (BTL3)
di SMPN 1 Sukagumiwang berlangsung sangat dinamis, para peserta tampak antusias dan tepat waktu mengikuti sesi demi sesi yang difasilitasi oleh para fasilitator DBE3. Pada sesi pertama membahas Telaah Kurikulum dimana pada sesi ini peserta dilatih untuk membuat pemetaan kompetensi dan membuat ide-ide kegiatan pembelajaran. Sesi kedua terdiri dari tiga materi yaitu bagaimana merancang Lembar Kerja, merancang Media Pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa, dan membuat rubrik penilaian. Sesi ketiga berlatih membuat jurnal refleksi guru, dan sesi keempat adalah membuat persiapan praktik mengajar dilanjutkan dengan praktik mengajar.
Pelatihan BTL3 di SMPN 1 Sukagumiwang merupakan kegiatan replikasi BTL3 yang pertama kali di Kabupaten Indramayu, diprakarsai oleh Kepala Sekolahnya yaitu Drs. Samsudin. Kerja sama dengan DBE3 dilatarbelakangi oleh keluhan para guru tentang rendahnya motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dan berdasarkan pengamatannya terhadap pelaksanaan KBM yang masih berlangsung konvensional sedangkan saat ini SMPN 1 Sukagumiwang berstatus RSSN. Kedua faktor inilah yang mendorong beliau mengajukan proposal replikasi BTL3 kepada DBE3 . Beliau menyadari bahwa sebenarnya para guru telah mendapatkan ilmu yang cukup di bangku kuliah dan melalui pelatihan-pelatihan yang lain, namun beliau melihat cara penyampaian materi pelatihan oleh para fasilitator DBE3 mempunyai metode khusus yang tidak membosankan para peserta. Hal itu beliau rasakan sendiri pada saat berdinas di SMPN 3 Sliyeg yang merupakan salah satu sekolah mitra DBE3, dimana para guru melaksanakan proses pembelajaran yang berbeda setelah mengikuti pelatihan BTL2 dan BTL3.
Sesi demi sesi diikuti para peserta penuh semangat dan akhirnya masuk pada sesi pembuktian yaitu pelaksanaan praktik mengajar di kelas. Setelah melaksanakan praktik mengajar, para guru merasakan kepuasan. Siswa terlihat aktif mengikuti proses pembelajaran, adanya kerjasama antar siswa, berani mengemukakan pendapat, dan menghasilkan karya yang dapat dipajang serta digunakan sebagai sumber belajar. Perasaan serupa juga dirasakan oleh Samsudin siswa kelas VIII E saat mengikuti pelajaran IPA bersama Ibu Pipin dan Pak Rasid, dia merasakan cara penyampaian materi yang berbeda sehingga belajar jadi menyenangkan. Hal ini berbeda dengan proses pembelajaran yang dialami sebelumnya dan dia berharap semoga pembelajaran seperti ini dapat berlangsung seterusnya.

Replikasi BTL2 di MTsN Cikedung Siap Berlanjut ke BTL3


Kegiatan replikasi BTL2 (Better Teaching and Learning) di MTsN Cikedung Kecamatan Terisi pada tanggal 18 sampai dengan 20 Februari diikuti oleh 6 madrasah yaitu MTsN Cikedung, MTsN Losarang, MTs Ma’arif Kendayakan, MTs GUPPI Manggungan, MTs YAPIDA Sliyeg, dan MTs NU Rajasinga. Kegiatan diikuti dengan baik oleh para peserta karena kegiatan pelatihan BTL 2 berbeda dari pelatihan-pelatihan lainnya, dalam BTL2 peserta terlibat secara aktif dan dapat bertukar pikiran dengan peserta lainnya sehingga waktu berlalu terasa begitu cepat demikian dikatakan oleh Bu Susiyanti seorang guru Bahasa Inggris dari MTsN Cikedung, katanya lagi pelatihan BTL 2 menambah wawasan mengenai pemecahan masalah pembelajaran dan menginginkan pelatihan dilanjutkan dengan BTL3.

Menurut Pak Robii seorang guru Matematika dari MTs Ma’arif Kendayakan, materi BTL2 memberikan jalan keluar yang tepat untuk membantu tugas guru yang selama ini dirasakannya sangat berat, apalagi pelatihan BTL2 diakhiri dengan praktik mengajar dan terbukti para siswa sangat antusias mengikuti proses pembelajaran. Pelatihan BTL2 mengubah persepsinya bahwa, seorang guru itu tidak hanya menyampaikan materi tapi juga harus membimbing dan menciptakan peluang yang seluas-luasnya kepada siswa untuk bersosialisasi dan belajar memecahkan masalah. Begitu menariknya pelatihan ini sehingga beliau menginginkan adanya pelatihan BTL3.

Pada acara penutupan pelatihan BTL2, Sukarlan, M.Pd. Kepala MTsN Cikedung mengucapkan terimakasih kepada para peserta yang telah mengikuti pelatihan BTL2 dengan baik dan mudah-mudahan dapat mengingatkan kembali bagaimana melakukan pengajaran yang baik kepada siswa. Menanggapi permintaan para peserta untuk melanjutkan pelatihan ke BTL3 beliau menyambut baik dan siap bekerjasama lagi dengan DBE3 jika setelah mengikuti BTL2 ada perubahan sikap dari para guru yaitu; 1) pembelajaran di kelas berlangsung secara kooperatif, 2) pembelajaran bersifat problem solving, 3) penggunaan pertanyaan tingkat tinggi, 4) adanya pengelolaan dan pemajangan hasil karya siswa sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar.

Sabtu, 20 Februari 2010

Belajar IPS, santai dan menyenangkan


Menurut Tisa Roaitul Jannah kelas IX A, kegiatan pembelajaran IPS bersama Pak Rachmat sangat menyenangkan karena Pak Rachmat mengajar dengan santai dan belajarnya secara berkelompok sehingga materi tentang benua yang sulit terasa ringan karena dikerjakan bersama teman-teman, dalam pembelajarannya bisa sambil bertukar pikiran, berargumentasi, dan tanya jawab dengan akrab dan santai. Proses pembelajaran seperti itu sangat berbeda dengan kegiatan pembelajaran seperti biasanya yang hanya membaca, menulis dan memperhatikan guru saja, sehingga para siswa merasa tegang dan mudah bosan.


Harapan Tisa kepada para guru agar proses pembelajaran seperti yang dilakukan oleh Pak Rachmat (Guru IPS MTsN Losarang) yaitu belajar dengan santai dan menyenangkan diterapkan pada pelajaran lainnya, agar para siswa bersemangat mengikuti pelajaran sehingga mudah memahami materi yang disampaikan.

Rachmat Sunnara, S.Pd. adalah salah seorang peserta pelatihan Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 2 (Better Teaching and Learning 2/ BTL2)yang diselenggarakan di MTsN Cikedung bekerja sama dengan DBE3. Pada BTL2 disampaikan materi 1) Pembelajaran Kooperatif, 2) Pembelajaran bersifat Problem Solving, 3) Penggunaan Pertanyaan Tingkat Tinggi, 4) pengelolaan dan Pemajangan karya Siswa dan digunakan sebagai sumber belajar

BPJS Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Menyusun RPP Berdiferensiasi

Oleh: Wati Rosanah, M. Pd.  Pengawas SMP Kabupaten Indramayu  Email: watirosanah44@dinas.belajar.id  BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Bela...