Kamis, 11 April 2019

Harmonisasi demi kesuksesan (Belajar ke Negeri China bagian 7)


Di belakang asrama nomor 15 dengan asrama nomor 7, ada taman yang cukup menarik. Letaknya diantara dua asrama, banyak dari kami yang tidak mengetahuinya. Di taman tersebut ada beberapa simbol, tapi saya tidak mengerti maknanya. Meskipun suhu udara cukup dingin, sekitar 30 C, sesi foto sayang untuk dilewatkan. Selesai berfoto, saya menuju ke perpustakaan, karena kegiatan pembelajaran hari ini diadakan di auditorium perpustakaan yang berlangsung dua sesi.


Taman belakang asrama


Materi pada sesi 1 disampaikan oleh Prof. Li Zhenlu, seorang dosen terbaik dari Xuzhou Polythecnic Institute of Agriculture (Institut Pertanian Suzhou). Topik materinya adalah Exploration and Practice of Professional Cluster Construction. Beliau berbicara tentang manajemen kepemimpinan di kampusnya. Pihak manajemen institut, menata kampus dengan sistem cluster. Penataan cluster berdasarkan jurusan. Dalam satu cluster terdapat kelas, laboratorium sebagai tempat penelitian, perpustakaan, dan kantor. Setiap cluster harus melakukan penelitian dan menghasilkan produk sebagai hasil penelitian. Produk tersebut harus bisa dipasarkan  setelah disertifikasi oleh lembaga yang berwenang. Untuk dapat menghasilkan produk yang dibutuhkan masyarakat, pihak institut bekerjasama dengan para petani melalui sistem win-win solution dan penataan manajemen. Strategi win-win solution dimaksudkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh pihak institut dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan pertanian dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lulusan sekolah pertanian.  Melalui kerja sama ini, pihak institut bisa terus mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan, sedangkan petani dapat menghasilkan produk unggul hasil penelitian para dosen dan mahasiswa.

Kegiatan perkuliahan di auditorium perpustakaan
Ilmu yang diajarkan di kampus sering kali tidak mampu mengejar perubahan kebutuhan masyarakat dan industri. Untuk mengatasinya, pihak institut  berusaha meningkatkan kompetensi dosen, melakukan reformasi kurikulum, dan meningkatkan sarana prasarana. Untuk peningkatan kopetensi dosen, dilakukan pelatihan keterampilan mengajar dan evaluasi secara periodik terhadap kinerjanya. Selain itu, penilaian terhadap dosen juga didapat dari penilaian mahasiswa, masyarakat,  dan produk yang dihasilkan dari jurusan yang diampu. Sistem ini dimaksudkan untuk meningkatkan managemen dalam rangka memperbaiki mekanisme tata kelola. Berkat upaya tersebut, institut pertanian Suxhou telah banyak menerima penghargaan skala nasional dan internasional. Penghargaan-penghargaan tersebut berasal dari prestasi dosen dan mahasiswa. Pukul 11.45, materi sesi satu berakhir, saatnya istirahat dan makan siang.

Pukul 14.00, materi sesi dua dimulai, masih di tempat yang sama. Materi disampaikan oleh Prof. Dai Yong dari Wuxi College of Vocational Technology dengan topik On The Construction of Speciality for Higher Vocational College. Materi yang disampaikan oleh beliau tidak berbeda jauh dengan materi yang disampaikan pada sesi satu. Sebelum adanya penataan manajemen, perkembangan pendidikan tinggi kejuruan di China pada umumnya belum berkorelasi dengan dunia industri, ekonomi, dan belum berkontribusi terhadap GNP negara. Keterampilan lulusan pendidikan tinggi kejuruan belum sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.  Untuk mengatasi hal tersebut, pendidikan tinggi kejuruan mulai bekerja sama dengan perusahan/industri. Kerja sama itu dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan bersama. Pihak pendidikan kejuruan mendapatkan informasi bidang-bidang keahlian apa saja yang dibutuhkan oleh pihak industri, dan segera dilakukan reformasi kurikulum. Pihak perusahaan bisa mendapatkan tenaga kerja yang siap pakai.

Prof. Dai Yong sedang menyampaikan materi
Untuk mengatasi kendala ilmu yang diajarkan di kampus kalah cepat dengan kebutuhan industri, pihak institut kejuruan melakukan beberapa langkah yaitu;
1)   dosen-dosen kejuruan selain bertugas mengajar, mereka juga harus melakukan banyak penelitian, dan bekerja pada industri yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu;
2)   melakukan reformasi kurikulum agar selalu update dengan kebutuhan tenaga kerja. Mata kuliah selalu diperbaharui mengikuti perkembangan industri;
3)   rekrutmen dosen dari tenaga berpengalaman dari pekerja industri yang telah memiliki sertifikat kelayakan mengajar, atau dosen-dosen yang telah berpengalaman mengajar minimal 3 tahun.
Upaya-upaya tersebut ternyata masih belum mampu mengejar kebutuhan industri yang berkembang begitu cepat. Untuk itu pemerintah China membuat program  1 + X. Angka 1 adalah ijasah yang diberikan oleh institut kejuruan, huruf X adalah sertifikat yang diberikan oleh industri atau lembaga yang berwenang mengeluarkan sertifikat kelayakan kerja. Jadi, lulusan pendidikan kejuruan selain mendapatkan ijazah, juga mendapat sertifikat kelayakan kerja. Selain program di atas, pihak institut mengeluarkan tiga macam sertifikat untuk lulusannya, yaitu sertifikat G untuk sertifikat yang dikeluarkan oleh pemerintah, J untuk sertifikat kompetensi, dan Q untuk sertifikat kompetensi dari luar negeri. Dalam dunia kerja, para pekerja industri di China menerapkan budaya kerja 7S yaitu Seiri (kerja tuntas), Seiton (kerja untuk memperbaiki), Seiso (kerja membersih), Seikeetsu (kerja bersih), Shitsuke (literasi), Safety (keamanan), saving (keselamatan).

Apa yang dilakukan oleh manajemen institut pertanian Suzhou dan Wuxi College of Vocational Technology, bisa diadaptasi dan diterapkan di sekolah. Untuk meningkatkan standar kompetensi lulusan, sekolah harus terus mengembangkan kurikulum, meningkatkan kompetensi guru, dan bekerjasama dengan masyarakat. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan evaluasi diri sekolah melalui kegiatan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Program-program yang dilaksanakan sekolah adalah untuk meningkatkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang masih rendah, dan mempertahankan atau meningkatkan SNP yang sudah baik. Peningkatan Kompetensi guru harus dimulai dari penyusunan perencanaan pembelajaran, bagaimana meningkatkan keterampilan pedagogis dalam kegiatan proses pembelajaran , melaksanakan penilaian sesuai tujuan pembelajaran, dan melakukan penilaian serta menindaklanjutinya. Kerjasama dengan masyarakat dimaksudkan untuk menggali peran serta masyarakat untuk peningkatan mutu pendidikan
Foto bersama para pimpinan kampus
Selesai kegiatan pembelajaran, saya menuju pasar malam dekat kampus. Dinamakan pasar malam karena pada malam hari ada banyak pedagang kaki lima di sekitar emperan toko. Letaknya cukup jauh dari kampus. Untuk sampai kesana berjalan kaki lebih kurang 2 km, diantar oleh Izul, salah seorang mahasiswa Indonesia asal Palembang yang sedang berkuliah di Jiangsu Normal University.

Pasar malam

Jenis barang dagangannya sama persis dengan pasar di Indonesia, tapi harganya lebih murah di China. Apa yang ada di pasar malam, ada juga di pasar-pasar di Negara kita. Kreativitas dan kerja keras bangsa China memang luar biasa. Hasilnya produk-produk buatan China menguasai hampir seluruh pasar di seluruh dunia. Semoga di masa yang akan datang, Indonesia makin banyak memproduksi barang-barang dagangan sendiri.

Minggu, 07 April 2019

Senyum sang Profesor (Belajar ke Negeri China Bagian 6)


Pagi di musim semi yang cerah, menumbuhkan semangat tinggi. Pagi ini saya begitu bersemangat untuk mengikuti perkuliahan. Kegiatan dilaksanakan masih di Liya building. Jika kemarin saya menyusuri jalan setapak yang membelah taman, kali ini saya menyusuri jalan kampus, cukup lebar, sunyi, dan bersih. Jalan ini hanya ramai ketika para mahasiswa menuju kelas masing-masing atau kembali ke asrama setelah kuliah usai. Pepohonan berjajar rapih, batangnya dililit semacam karpet berwarna hijau. Daunnya rimbun, kontras sekali dengan pemandangan pepohonan di taman yang meranggas. Merupakan kebiasaan saya untuk tidak melewati jalan yang sama, di suatu tempat yang baru. Hal ini saya maksudkan agar lebih mengenal lingkungan.


Jalan kampus yang rindang dan bersih
Saya tiba di kelas lebih awal dibanding yang lain. Baru beberapa orang saja yang hadir, tapi yang menarik adalah para asisten dosen telah hadir di ruangan untuk mempersiapkan media pembelajaran. Tak lama kemudian, sekitar 10 menit sebelum perkuliahan dimulai, seorang pria dengan senyum manis memasuki kelas, sambil menganggukkan kepala. saya hanya menduga kalau beliau adalah pemateri hari ini, sebab para asisten dosen dalam ruangan tampak mengangguk hormat kepada beliau.


Tepat pukul 09.00, perkuliahan dimulai. Moderator sekaligus penerjemah memperkenalkan pria dengan senyum manis tadi sebagai Prof. Wei Benya. Beliau merupakan dosen terbaik dari Jiangsu Normal University. Memang tak salah rasanya jika beliau adalah seorang profesor terbaik di bidang pendidikan. Penampilannya menarik, senyum yang manis, dan raut muka cerdas, meskipun usianya tak muda lagi. Bukan hanya saya yang merasa nyaman belajar dengan beliau, ternyata seisi kelas berpendapat sama.

Prof. Wei Benya sedang menyampaikan materi didampingi penerjemah
Topik yang disampaikan pagi ini adalah Core Literacy Oriented Curriculum Reform. Gaya beliau dalam menyampaikan materi sangat menarik, dengan bibir yang selalu tersenyum, komunikatif dan menghargai pendapat peserta.
Beliau menceritakan bahwa China pernah mengalami masa dimana kepercayaan terhadap sekolah menengah mengalami kemunduran. Hal ini dikarenakan pengelolaan sekolah tidak memuaskan peserta didik, orang tua, dan masyarakat serta pemerintah. Ditandai dengan permasalahan rendahnya serapan lulusan SMA/SMK di Perguruan Tinggi. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah China melakukan suatu kebijakan baru. Terobosan yang dilakukan adalah dengan mereformasi sistem penerimaan peserta didik, seperti pemetaan kemampuan dan minat belajar siswa. Permasalahan itu coba diatasi dengan cara;
1) membuat sistem pemeringkatan peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan. Peserta didik yang berkemampuan akademik bagus, dikelompokkan di kelas sain, sedangkan yang kurang mampu secara akademik, akan dikelompokkan  di kelas seni.
2)      pembelajaran ala militer selama 15 hari pada awal masuk sekolah.
3)  penambahan jam belajar, peserta didik berada di sekolah sampai malam hari,diselingi dengan beberapa jam untuk beristirahat.
4)     memperbanyak jumlah, dan  jenis tes yang diberikan kepada peserta didik, dan meningkatkan pendampingan kepada guru. Pendampingan dilakukan pada saat guru menyiapkan pembelajaran, rancangan pembelajaran mencakup tujuan pembelajaran, penugasan/tasking individual dan group, interaksi pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran. 

5)  Mereformasi kurikulum sekolah oleh Kepala Sekolah seperti, peningkatan kapasitas guru secara berkelanjutan, baik terhadap guru senior maupun guru yunior. Pengembangan kurikulum oleh sekolah dan selalu diperbaharui setiap tahun. Dilaksanakan secara ketat, dan komprehensif untuk mengakomodasi kualitas mutu sesuai dengan minat belajar peserta didik. Prinsip pembelajaran adalah teori dan praktek, dengan menghadirkan dunia nyata dari topik pembelajaran yang diambil oleh peserta didik.

Dalam waktu dua tahun, jumlah peserta didik yang diterima di perguruan tinggi meningkat. Namun, cara yang ditempuh di atas, membuat  guru dan peserta didik sama-sama merasa jenuh. Kejenuhan itu disampaikan para guru saat bertemu dengan Prof. Wei Benya. Setelah berdiskusi dengan para guru, beliau  melakukan penelitian. Berdasarkan keluhan para guru, Prof. Wei Benya melakukan penelitian dengan memilih 2 kelas sebagai kelas dengan perlakuan, dan kelas lainnya sebagai pembanding.  

Perlakuan di kelas A pembelajaran menggunakan metode ceramah, seperti yang selama ini dilakukan. Pembelajaran di kelas B dilakukan dengan menggunakan metode diskusi. Hasil akhir penelitian menunjukkan, kelas B, hasil belajarnya lebih unggul, dan peserta didik lebih aktif. Hasil tersebut disosialisasikan kepada para guru, namun tanggapannya kurang antusias. Hal ini disebabkan karena para guru tidak tahu bagaimana cara mempersiapkan pembelajaran dengan metode diskusi dan belajar kelompok, juga ada keengganan dari para guru untuk mengubah gaya mengajarnya. Prof. Wei Benya terus memperkenalkan metode pembelajaran tersebut, sampai akhirnya mendapatkan tanggapan yang positif.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dilakukanlah reformasi kurikulum. Kurikulum dikembangkan sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Guru harus mampu mengembangkan kurikulum sejumlah minat dan bakat peserta didik. Kurikulum tersebut harus memfasilitasi peserta didik mengembangkan kesukaan dan potensi yang dimilikinya.  Peserta didik dimotivasi dengan pemberian beasiswa, sedangkan gurunya dimotivasi dengan peningkatan pendapatan dan promosi jabatan lain yang lebih tinggi. Guru yang tidak kompeten dalam mengajar, akan dipindah tugaskan ditempat lain seperti, menjadi petugas perpustakaan, sambil terus dilakukan pemantauan. Guru yang sudah dipindahtugaskan tidak bisa kembali menjadi guru.
Empat (4) hal yang harus dikuasai oleh guru, yaitu:
1.   Bagaimana menyusun dan mencapai tujuan pembelajaran. Guru dan peserta didik harus tahu tujuan pembelajaran yang akan dicapai;
2.   Tugas pembelajaran yang diberikan, harus merangsang peserta didik menemukan solusi sendiri. Jumlah tugas belajar yang diberikan antara 1 – 3 tugas saja.
3.   Kegiatan pembelajaran, harus ada  interaksi antar peserta didik, atau antar guru dengan peserta didik. Kegiatan pembelajaran sebaiknya mengacu pada piramida pembelajaran.

4.   Assessment, dilakukan sesuai dengan apa yang sudah dipelajari oleh peserta didik.

Seperti di Indonesia, pendidikan di China dimulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dengan sistem pendidikan wajib belajar untuk 9 tahun. Mulai tahun 2020 akan diberlakukan  sistem wajib belajar untuk 15 tahun.

Penyampaian materi oleh Prof. Wei Benya selesai. Saatnya tanya jawab. Pertanyaan pertama dari salah seorang peserta yang berprofesi sebagai kepala sekolah yang menanyakan tentang syarat seorang guru menjadi kepala sekolah di China. Dengan senyumnya yang khas, Prof. Wei Benya menjelaskan, syarat seorang guru untuk menjadi kepala sekolah adalah guru harus disukai oleh teman-teman seprofesinya. Selain itu, harus memiliki kompetensi profesional dan akademik yang bagus. Sebelum menjadi kepala sekolah, guru tersebut juga harus melewati berbagai tes yang dilaksanakan oleh pemerintah. Jika lolos, terlebih dahulu menjadi asisten kepala sekolah. Tidak ada batasan waktu kepemimpinan kepala sekolah di China, namun usia terendah untuk menjadi kepala sekolah adalah 40 tahun.

Pertanyaan kedua, masih dari kepala sekolah dari Palembang yang menanyakan tentang tindakan terhadap guru yang berkinerja rendah. Beliau menjelaskan, tindakan yang dilakukan terhadap guru yang berkinerja rendah adalah berupa sanksi dengan tahapan sebagai berikut; 1) dikembalikan ke pemerintah, 2) belajar lagi selama 6 bulan di perguruan tinggi dan setelah itu kembali mengajar, atau 3) dirumahkan sesuai dengan pencapaian kinerja dari guru yang bersangkutan. 

Kesimpulan yang bisa diambil dari pemaparan materi hari ini adalah proses pembelajaran menjadi muara utama reformasi kurikulum di sekolah. Pembelajaran yang menyenangkan dirancang dengan sangat tepat guna dengan skema; 1) penetapan tujuan pembelajaran, 2) penugasan/tasking individual dan group, 3) interaksi pembelajaran dan 4) penilaian hasil pembelajaran. Proses pembelajaran dilaksanakan secara bermakna dengan melibatkan interaksi setara peserta didik secara keseluruhan baik perorangan maupun berkelompok. Proses penilaian hasil belajar peserta didik dirancang mewakili kemampuan pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang ditunjukkan sejalan dengan kurikulum yang diterapkan.

Terinspirasi dari gaya mengajar Prof. Wei Benya, dan  materi yang disampaikannya, saya sebagai pengawas sekolah akan melaksanakan tugas kepengawasan berupa pembimbingan dan pelatihan kepada guru melalui kegiatan workshop tentang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar aktif dan menyenangkan, serta meningkatkan hasil belajar peserta didik pada aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kegiatan dilaksanakan pada awal semester. Tugas lainnya yaitu melaksanakan tugas kepengawasan berupa pembinaan melalui supervisi kelas untuk mengetahui aktivitas pembelajaran. Kegiatan akan dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran. 

Selasa, 02 April 2019

Semangat di awal musim semi (Belajar ke Negeri China Bagian 5)


Hari ini, selasa 5 Maret 2019, merupakan kegiatan pembelajaran pertama kami. Saya sangat bersemangat untuk mengikuti kegiatan. Menurut jadwal pada handbook, ada dua kegiatan pembelajaran di hari ini. Sesi pertama, materi akan disampaikan oleh Prof. Shen Shide, dengan topik Thinking and Practice of Leadership Construction. Sesi kedua, materi akan disampaikan oleh Prof. Duan Zuozhang, dengan topik  School Culture Leadership. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan di Liya building. Gedung tempat kegiatan diberi nama sesuai dengan nama salah seorang alumni yang berpartisipasi membangun gedung ini. Para alumni yang telah sukses, turut serta membantu memenuhi fasilitas kampus. Bentuk sumbangan alumni antara  lain pembangunan gedung, lapangan, minimarket, dan partisipasi lainnya.

Untuk menuju tempat kegiatan belajar, kami melewati jalan setapak membelah taman. Pada awal musim semi ini, tanaman yang berbunga tampak  meranggas, tak berdaun, tidak pula berbunga. Hanya tampak sebagai pohon kering, dengan beberapa calon kuncup di beberapa ranting. Sementara di sisi jalan besar, pohon-pohon tinggi tampak berdaun hijau. Jarak tempat belajar dengan asrama ditempuh dalam waktu 15 menit dengan berjalan kaki. Berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya dengan berjalan jalan kaki, sudah menjadi budaya di kampus ini. Saya menyusuri jalan menuju Liya building sambil menikmati pemandangan pohon meranggas di awal musim semi. Penataan pohon-pohon begitu rapih, walaupun tak berdaun, tetap terlihat indah. Udara sangat dingin menerpa muka dan jemari tangan. Cuaca cerah, tapi suhu menunjukkan angka 30 C. Kami memasuki ruangan 20 menit sebelum kegiatan dimulai.


Pemandangan taman di awal musim semi
Tepat pukul 09.00, Prof. Shen Shide mulai memaparkan materi dengan topik Thinking and Practice of Leadership Construction.  Beliau adalah direktur Jiangshu Vocational Institute of Architectural Technology (JSVIAT). Seorang profesor dengan tampilan yang bersahaja. Beliau sudah hadir di ruangan 10 menit sebelum kegiatan dimulai. Dalam paparannya beliau menyatakan bahwa bentuk kepemimpinan di JSVIAT  dilakukan melalui dua (2) cara yaitu, 1) manajemen institusi dan evaluasi kinerja,  2) pengelolaan mahasiswa. Dalam hal evaluasi kinerja, setiap awal tahun,  Dosen diharuskan membuat perencanaan pembelajaran dan target yang akan dicapai kepada pimpinan institusi. Penilaian terhadap kinerja Dosen dilakukan periodik  setiap bulan, per triwulan, dan akhir tahun.  Penilaian tersebut meliputi; perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, performa mengajar,  dan hasil belajar mahasiswa. Penilaian dilakukan oleh komite penilaian, dan hasilnya akan digunakan untuk  pemeringkatan kinerja individu dosen. Hal ini dilakukan agar dosen selalu termotivasi untuk selalu bekerja dengan baik. Dosen yang nilai kinerjanya tinggi akan mendapatkan promosi dan bonus berupa uang. Sebaliknya dosen yang kinerjanya buruk akan dipindah ke tempat lain dibawah pengawasan atau  tidak lagi mengajar. Penilaian terhadap dosen amat penting, karena kualitas lulusan ditentukan oleh kualitas dosen, dan kualitas dosen, ditentukan oleh kualitas kepala institusi.
Suasana kegiatan pembelajaran di kelas
Penilaian terhadap mahasiswa  dilakukan setiap bulan oleh komite penilaian. Aspek yang dinilai terdiri atas prestasi akademik dan perilaku.  Berdasarkan hasil penilaian, akan diadakan pemeringkatan terhadap pencapaian di akhir tahun. Keberhasilan mahasiswa dilihat dari performa kegiatan di kelas. Sistem penerimaan mahasiswa di JSVIAT sangat ketat. Mereka benar-benar menilai calon mahasiswanya dari nilai kelulusan secara akademik, surat keterangan dokter, surat keterangan psikolog, riwayat kesehatan, riwayat hidup baik dari keluarganya maupun teman. Hal ini dilakukan agar dapat memasukan mahasiswa sesuai dengan bakat. Di JSVIAT ada penggolongan kelas, dimana anak-anak yang pintar dikelompokkan di kelas sain, sedangkan anak yang kurang pandai dikelompokkan kedalam kelas seni. Pukul 12.00, kegiatan materi sesi pertama selesai, kami beristirahat dan makan siang di kantin.  Materi sesi ke-2 akan dimulai pada pukul 14.00.

Selesai makan siang dan shalat Dzuhur, kami kembali ke Liya Building, untuk mengikuti sesi kedua bersama Prof. Duan Zuozhang dengan topik  School Culture Leadership. Kembali menyusuri jalan dengan berjalan kaki, meskipun matahari terik, udara tetap terasa sejuk. Prof. Zuozhang  menyampaikan bahwa China memiliki sistem pemerintahan yang sangat kuat dan terprogram, termasuk di bidang pendidikan. Penanaman karakter yang kuat terhadap anak-anak, pendidik, dan seluruh warga China, agar menjadi orang China sejati yang cinta bangsanya, cinta tanah airnya dan memiliki sikap dan karakter yang kuat.

Prof. Zuozhang sedang menyampaikan materi
Apa yang terjadi di China saat ini sudah di rancang puluhan tahun yang lalu. China terkenal dengan politik Obornya yaitu one belt one route.  one belt yaitu infrastruktur jalan dari daratan ujung eropa sampai ke Australia. One route yang berarti infrastruktur maritim. Jadi program yang dijalankan di China saat ini adalah program-program yang sudah direncanakan sebelumnya. Obor terus dinegosiasi oleh penguasa China, siapapun  pemimpinnya, program tetap berlanjut. Hal ini dikarenakan China memiliki satu tujuan, yaitu menguasai dunia.

Pada jenjang pendidikan dasar 9 tahun, China menguatkan penanaman cinta tanah air. Proses pembelajaran secara berkelompok, dan selalu mengusahakan proyek bersama-sama. Hal itu dilakukan supaya ada kebersamaan antara guru dan peserta didik. Pada jenjang pendidikan tinggi, diutamakan pendidikan kejuruan yang menghasilkan lulusan yang terampil, dan mampu bekerja keras. Agar budaya sekolah tetap terjaga, harus ada guru yang bekerjasama. Pada  jenjang pergurun tinggi, pihak kampus tidak bekerjasama dengan jenjang pendidikan dibawahnya. Untuk jenjang  SD, SMP, SMA/SMK,  para kepala sekolah harus bekerjasama tidak hanya antar sekolah, tetapi juga kerjasama antar lembaga untuk meyakinkan bahwa ketika peserta didiknya masuk ke perguruan tinggi, peserta didik tersebut benar-benar sudah siap. Materi dari Prof. Zuozhang  diakhiri pada pukul 16.30.
Kembali ke asrama, setelah kegiatan 
Penguatan budaya siswa, tergantung budaya guru, budaya guru tergantung keteladanan kepala sekolah. Kepala sekolah adalah kunci, maka kepala sekolah harus memiliki kompetensi dan keteladanan yang dapat meningkatkan dan mempertahankan budaya sekolah. Terinspirasi dari dua pemateri hari ini, sekolah-sekolah di Indonesia harus melaksanakan penguatan pendidikan karakter (PPK) berbasis budaya sekolah dengan serius. Pihak sekolah harus menganalisis dan mengevaluasi budaya-budaya sekolah yang bisa dikembangkan. Penguatan Pendidikan Karakter(PPK) berbasis budaya sekolah memotret berbagai macam bentuk pembiasaan, model tata kelola sekolah, termasuk di dalamnya pengembangan peraturan dan regulasi yang mendukung PPK. Proses pembudayaan menjadi sangat penting dalam penguatan pendidikan karakter karena dapat memberikan atau membangun nilai-nilai luhur kepada generasi muda. Budaya sekolah yang baik diharapkan dapat mengubah perilaku peserta didik menjadi lebih baik (Kemdikbud: 40). Sebagai pengawas sekolah saya akan melaksanakan fungsi pengawasan  melakukan pembinaan  tentang penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di setiap sekolah binaan.







Senin, 01 April 2019

Tak kenal, maka tak lancar (Belajar ke Negeri China bagian 4)


Tiga jam dari Beijing, kereta tiba di Stasiun Xuzhoudong Kota Xuzhou provinsi Jiangsu. Stasiun ini tak berbeda dengan stasiun Beijingnan, hanya saja ukurannya lebih kecil. Kami pun segera turun, kereta akan berhenti selama 2 menit saja.  Di  pintu keluar stasiun, kami dijemput oleh panitia kegiatan. Mereka memandu kami menyeberangi jalan di depan stasiun dimana 2 bus sudah menunggu. Setelah ketua rombongan memastikan kelengkapan anggota, bus pun melaju ke tujuan.


Stasiun Kereta Xuzhoudong


Lebih kurang 30 menit, kami sudah sampai tujuan, di kampus
Jiangsu Vocational Institute of Architectural Technology (JVIAT). Kedatangan kami disambut oleh panitia. Beberapa mahasiswa membantu menurunkan koper, diantaranya ada beberapa mahasiswa Indonesia dari Kota Palembang. Mereka sedang berkuliah di Jiangsu Normal University atas biaya Pemda Palembang. Kampus mereka berada di sebelah kampus JVIAT. Para mahasiswa ini ditugasi oleh panitia untuk membantu menaikkan koper kami menuju kamar. Kamar saya nomor 407, lantai 4, di asrama nomor 15. Asrama ini terdiri atas 6 lantai, tanpa lift. Kebijakan pemerintah China menyatakan, gedung pemerintah boleh menggunakan lift jika memiliki 7 lantai ke atas. Asrama kami berdekatan dengan kantin tempat kami makan sehari-hari. Setelah semua beres saya beristirahat untuk mempersiapkan kegiatan besok hari.
Asrama tempat menginap selama kegiatan pelatihan
Selesai mandi dan membereskan tempat tidur, saya membaca jadwal kegiatan di handbook. Kegiatan hari ini adalah  campus tour, dimulai  pukul 10.00 s.d. 11.30. Kami sudah berkumpul di depan asrama pada pukul 09.45, sambil menunggu kedatangan tour leader.  Karena jumlah anggota rombongan 63 orang, kami dibagi menjadi dua yaitu, grup China 1 dan China 2. Beberapa saat kemudian, tour leader datang dengan membawa papan nama, masing-masing untuk grup China 1 dan China 2. Kami diajak berjalan kaki mengelilingi kampus. Gedung-gedung di kampus ini sangat artistik, masing-masing memiliki tema tertentu. Lingkungannya asri walaupun di awal musim semi, tidak terlihat daun yang menghijau. Pohon-pohon meranggas tak berdaun berjajar rapih, bagi saya pemandangan ini sangat unik. Penataan bangunan sangat menyatu dengan alam.

Setelah beberapa saat berjalan, kami memasuki gedung kampus program arsitektur. Di bagian lobby, dipajang patung batu tokoh arsitektur tradisional China bernama Luban. Gedung ini terbagi atas beberapa ruang, ada ruang belajar, ruang praktik, dan ruang pameran. Tour Leader terus menjelaskan tentang ruangan dan peruntukannya. Di sepanjang koridor terpajang maket-maket bangunan dengan arsitektural menarik dari seluruh dunia, salah satunya adalah Burj Khalifa, sebuah gedung pencakar langit dengan ketinggian 828 meter yang berlokasi di Dubai. Selain itu terpajang juga gambar rancang bangun karya mahasiswa yang telah memenangkan kejuaraan nasional dan internasional.  Ruang pameran berisi penghargaan-penghargaan arsitektur yang telah diraih oleh dosen dan/atau mahasiswa. Di ruang khusus, terpajang bagian-bagian bangunan tradisional China. Dari penjelasan tour leader, hal ini dimaksudkan  sebagai pembelajaran dan pengembangan ilmu arsitek. Saya melihat ada beberapa kelas yang sedang melakukan kegiatan belajar, tampak mahasiswa sedang berdiskusi. Di hadapan masing-masing tersedia laptop. 
Pajangan rancang bangun mahasiswa di sepanjang lorong kampus
Kunjungan selanjutnya, kami menuju ke perpustakaan. Tempat ini ditata secara modern, sumber belajar sebagian berbentuk digital. Di dalam perpustakaan juga menyimpan sejarah pendirian kampus, jajaran pimpinan kampus, alumni, dan kepedulian alumni terhadap kampus, serta produk-produk yang dihasilkan oleh kampus. Data prestasi para dosen dan mahasiswa juga terpajang. Tepat pukul 12.00, kegiatan diakhiri untuk beristirahat, shalat dan makan siang di kantin.
Gedung perpustakaan berbentuk buku yang terbuka
 Setelah istirahat siang,  pukul 14.00 kami menuju aula perpustakaan untuk mengikuti acara pembukaan program. Dalam acara tersebut seluruh staf penting kampus hadir tepat waktu termasuk direktur. Rangkaian acara pembukaan Training Of Leadership and Supervision Program dihadiri oleh Jiangshu Vocational Institute of Architectural Technology Leaders dan perwakilan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yaitu Direktur Pembinaan Pendidikan Dasar.  Beliau  berpesan agar peserta diklat dapat mengambil manfaat dari materi-materi yang diberikan, dan bisa menerapkannya di tempat tugas masing-masing sesuai dengan kondisinya.  Dalam acara pembukaan tersebut pimpinan Jiangshu Vocational Institute of Architectural Technology mengucapkan selamat datang dan berharap peserta dapat mengikuti semua rangkaian kegiatan di tempat tersebut, dan menjadi bagian kehormatan untuk diaplikasikan dalam kehidupan kerja nantinya. Kesempatan yang sama, Direktur Pembinaan Pendidikan Dasar menyampaikan agar semua peserta harus dengan serius mengikuti kegiatan yang bermartabat ini, dan menimba ilmu sebanyak banyaknya serta dapat diaplikasikan secara baik di tempat kerja masing masing. Pada kesempatan yang sama koordinator program menyampaikan informasi tentang tata tertib yang perlu diketahui dan dipatuhi oleh setiap peserta agar keamanan, kenyamanan, dan keselamatan selama berada di Xozhou yang menjadi prioritas utama tetap terpelihara.

Acara pembukaan program pelatihan

Pelajaran penting yang dapat diambil dari dua kegiatan hari ini yaitu; 1) kampus/sekolah bisa menjadi tempat kunjungan yang menarik, 2) budaya disiplin dalam mentaati waktu kerja sangat diutamakan, 3) penataan gedung kampus yang artistik, dan memperhatikan pelestarian lingkungan, 4) pemajangan karya mahasiswa dan hasil riset dosen yang telah memenangkan  kejuaraan arsitektur tingkat nasional dan internasional, bisa dijadikan sumber belajar dan motivasi untuk terus berprestasi

Mengenali lingkungan tempat belajar sangat penting dilakukan. Hal ini untuk mengetahui peraturan-peraturan yang berlaku di kampus, agar kita bisa melakukan kegiatan sesuai peraturan yang ditetapkan. Selain itu untuk mengenali budaya dan  karakter orang-orang yang berada di dalamnya. Pengenalan lingkungan yang baik akan mempermudah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan belajar.







BPJS Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Menyusun RPP Berdiferensiasi

Oleh: Wati Rosanah, M. Pd.  Pengawas SMP Kabupaten Indramayu  Email: watirosanah44@dinas.belajar.id  BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Bela...