Jumat, 11 September 2015

Gambaran Umum Materi Pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) SMP Program Diseminasi USAID Prioritas Kabupaten Indramayu Tahun Anggaran 2015



USAID (united States Agency International Development) PRIORITAS (Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators and Students) merupakan program yang didanai oleh USAID bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dilaksanakan untuk mendukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama dalam meningkatkan akses pendidikan dasar yang bermutu. Sasaran program pengembangan kapasitas ini adalah guru dan dosen lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK), kepala sekolah, komite sekolah, serta pengawas dan staf dinas pendidikan terkait di kabupaten terpilih di tujuh provinsi mitra PRIORITAS, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Pelatihan bagi dosen dilaksanakan melalui kerja sama dengan sejumlah LPTK terpilih untuk pengembangan peran LPTK sebagai penyedia layanan untuk pendidikan dalam jabatan. 

Program-program USAID telah direkomendasikan oleh kemendikbud untuk dilaksanakan di daerah-daerah non mitra, yang disebut dengan program diseminasi. Beberapa produk pelatihan dari USAID Prioritas telah dipakai oleh kemendikbud untuk diterapkan di sekolah dan LPTK seluruh Indonesia. Program tersebut diantaranya aplikasi pelaporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOS (Alpeka), materi Pendidikan profesi guru (PPG), dan pembelajaran aktif, dan budaya membaca. Program diseminasi Pembelajaran dan Praktik yang Baik merupakan program kerja sama pemerintah daerah Kabupaten Indramayu dengan USAID Prioritas. Program ini merupakan komitmen Bupati Indramayu untuk meningkatkan mutu pendidikan di bidang pembelajaran dan manajemen. Sebagai bukti komitmen tersebut, pemerintah daerah Indramayu mengalokasikan dana khusus untuk program ini dalam APBD tahun 2015. Diseminasi Pembelajaran dan Praktik yang Baik  terdiri atas pelatihan kelompok mata pelajaran dan manajemen berbasis sekolah. Pelatihan pembelajaran diikuti oleh guru-guru dari 5 mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA dan IPS. Sedangkan pelatihan manajemen diikuti oleh Kepala Sekolah.

Pelatihan MBS dimaksudkan agar kepala sekolah memahami manajemen yang tepat untuk dapat mendukung proses pembelajaran yang baik. Dukungan yang diharapkan diantaranya adalah sekolah dapat mengakomodasi penerapan hasil-hasil yang didapat oleh guru dalam pelatihan pembelajaran untuk dipraktikkan dalam kelas. Selain itu dukungan dana yang cukup sangat dibutuhkan, oleh karena itu melalui pelatihan MBS kepala sekolah diharapkan dapat menganggarkan dana yang cukup dalam rencana kerja dan anggaran sekolah (RKAS).

Materi-materi dalam diseminasi pelatihan MBS adalah sebagai berikut:
1.    Gambaran Umum Monitoring Program USAID PRIORITAS. Dalam unit ini peserta akan mencermati indikator keberhasilan program Praktik yang Baik USAID PRIORITAS, menilai seberapa jauh materi-materi pelatihan sampai dengan saat ini (pelatihan I dan II) sesuai dengan indikator tersebut, dan mencermati data hasil monitoring program untuk tahun 2012, 2013, dan 2014. Selanjutnya peserta akan berdiskusi tentang manfaat monitoring suatu program dan untuk apa saja data hasil monitoring tersebut dapat dimanfaatkan. Pembahasan lebih difokuskan pada indikator yang terkait dengan manajemen sekolah.
2.   Kaji Ulang Kemajuan Sekolah. Dalam unit ini, peserta akan menyampaikan perkembangan sekolah mereka, terutama sebagai akibat dari pelatihan sebelumnya dan pendampingan, yaitu keberhasilan dan kekurangberhasilan. Kemudian mereka akan mengidentifikasi faktor-faktor pendukung keberhasilan dan faktor-faktor yang menyebabkan kekurangberhasilan. Setelah itu, peserta akan merumuskan pemecahan agar hambatan yang dialami selama ini dapat diatasi sehingga hasil pelatihan dapat diterapkan lebih optimal.
3.     Pembahasan RTL Pelatihan Pembelajaran. Peserta akan membahas kegiatan-kegiatan yang direncanakan guru untuk diterapkan di sekolah setelah guru  pengikuti pelatihan pembelajaran. Setelah itu, mereka akan mengidentifikasi sumber daya, dana, dan tindakan yang dapat mendukung pelaksanaan rencana tersebut. Selanjutnya, mereka merumuskan tindakan yang perlu dilakukan oleh masing-masing pemangku kewajiban agar hasil pelatihan dapat diterapkan dengan baik.
4.   Pengelolaan Program Budaya Baca. Dalam unit ini, peserta akan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan terkait dengan program budaya baca di sekolah mereka yang dapat berjalan dengan baik dan kegiatan yang belum berjalan dengan baik. Kemudian mereka merumuskan kegiatan-kegiatan untuk memperkaya/mendukung kegiatan budaya baca baik di sekolah maupun di rumah. Selanjutnya, mereka merumuskan tindakan nyata yang perlu dilakukan kepala sekolah, guru, dan komite sekolah dalam mengelola program budaya baca, baik di sekolah maupun di rumah. 
5.   Keterampilan Menyimak dalam MBS. Dalam unit ini akan dibahas dan disimulasikan ‘Bagaimana Mendengar secara Aktif’. Keterampilan ini perlu dikuasai oleh seorang kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolahnya atau oleh seorang guru dalam menangkap keinginan siswa-siswanya. Demikian juga antara komite sekolah dan sekolah. Mereka perlu memiliki keterampilan mendengarkan yang baik. Pesan yang disampaikan oleh orang lain dapat dimengerti dengan salah bila cara mendengarkan tidak efektif. 
6.       Peningkatan Mutu Pembelajaran – Peran Kepsek dan Pengawas. Kiat melakukan supervisi informal dan supervisi klinis di kelas akan dibahas dalam unit ini. Selain itu, akan dibahas mekanisme penilaian kinerja guru (PKG) dan cara memanfaatkan hasil PKG untuk mengembangkan profesionalisme guru. Dibahas pula berbagai cara membantu guru meningkatkan kinerja mereka. Pembahasan akan berfokus pada apa saja yang dapat dan perlu dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas untuk meningkatkan mutu pembelajaran. 
7.     Peningkatan Mutu Pembelajaran – Peran Guru. Guru perlu memahami komponen kompetensi guru dalam supervisi pembelajaran. Hal ini akan dibahas dalam unit ini. Terkait kompetensi, peserta akan merancang kegiatan MGMP yang dapat meningkatkan kompetensi guru dan mengembangkan keprofesian guru secara berkelanjutan. Selain itu, dibahas pula berbagai cara membantu guru meningkatkan kinerja mereka. Pembahasan akan berfokus pada apa saja yang dapat dan perlu dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. 
8.      Peningkatan Mutu Pembelajaran – Peran Komite Sekolah. Peserta akan mengidentifikasi kondisi komite sekolah/madrasah terkait dukungan mereka terhadap peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. Kemudian mereka merumuskan usulan perbaikan atau peningkatan kondisi tersebut dan mengidentifikasi bentuk partisipasi secara lebih luas dari orang tua, masyarakat, dan/atau komite kepada sekolah. Pembahasan akan berfokus pada apa saja yang dapat dan perlu dilakukan oleh komite sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran.  
9.       Berbagi Hasil Diskusi. Hasil diskusi dan pembahasan oleh masing-masing peran (guru, kepala sekolah, pengawas, dan komite sekolah) pada unit 12B1, 12B2, dan 12B3 dikomunikasikan oleh dan kepada masing-masing, dalam kegiatan pada unit ini, sehingga semua saling mengetahui. Dengan demikian, peran atau kegiatan mereka tidak saling tumpang tindih yang tidak perlu. 
10.   Peningkatan Mutu Sekolah – Peran Masing-masing. Dalam unit ini akan disimulasikan apa saja tindakan yang DIHARAPKAN dan TIDAK DIHARAPKAN dilakukan oleh masing-masing mitra kerja (kepala sekolah, guru, pengawas, dan komite sekolah). Dengan saling mengetahui tindakan tersebut, diharapkan masing-masing saling berhati-hati dalam melakukan tindakan. Akibatnya, akan timbul kekompakan dari semua pihak dalam peningkatan mutu sekolah. 
11.   Rencana Tindak Lanjut Sekolah. Peserta akan merumuskan rencana tindak lanjut tentang apa yang akan dilakukan sekolah sebagai institusi agar hasil-hasil pelatihan, baik pembelajaran maupun manajemen sekolah, diterapkan di sekolah.   

Melalui pelatihan ini diharapkan kepala sekolah dapat menyusun program-program yang efektif dan efisien serta mengalokasikan dana yang cukup untuk mempercepat peningkatan mutu pembelajaran. Pelatihan ini didisain untuk mengaktifkan peserta dan menggali potensi masing-masing sesuai dengan kondisi sekolahnya dan diharapkan peserta dapat mengikutinya secara penuh.

BPJS Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Menyusun RPP Berdiferensiasi

Oleh: Wati Rosanah, M. Pd.  Pengawas SMP Kabupaten Indramayu  Email: watirosanah44@dinas.belajar.id  BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Bela...