Delapan
jam pesawat China airlines membawa
kami terbang dari Jakarta menuju Kota Beijing. Tepat pukul 07.00 waktu setempat
kami mendarat di terminal 3 Beijing Capital Airport (PEK). Udara dingin menyergap
wajah dan jemari tangan. Aplikasi suhu di telepon genggam menunjukkan suhu 30
Celcius. Bandara ini amat besar, sehingga dari ruang kedatangan, kami harus menaiki kereta bandara yang disediakan secara gratis menuju ke tempat pengambilan bagasi .
.Menuju ruang pengambilan bagasi dengan kereta bandara
Setelah semua anggota rombongan selesai dengan proses keimigrasian, kami menuju ke pintu keluar bandara. Di depan pintu, kami disambut oleh pemandu wisata lokal yang bernama Tedy. Dia pandai
berbahasa Indonesia dengan logat China. Tak sempat mandi, kami langsung dipandu menuju
ke lapangan Tiananmen (baca: Tian anmen). Karena rombongan kami sudah
membeli tiket terlebih dahulu, proses menuju lapangan ini pun cepat.
Berbeda dengan pengunjung individu yang belum booking tiket. Mereka harus sabar mengantre untuk mendapatkan
tiket. Kami menuju lapangan melewati
jalan bawah tanah, menembus jalan raya di depan lapangan. Hati saya berdebar
begitu memasuki area lapangan yang bersejarah ini. Dulu, saya hanya bisa
melihatnya di telivisi saat terjadi
demonstrasi di tempat ini. Beritanya sangat ramai sebab demonstrasi berlangsung
selama berminggu-minggu dan tindakan tegas oleh aparat berwenang saat
membubarkan para demonstran.
Protes Lapangan Tiananmen 1989 (atau Insiden 6/4 atau Pembantaian Lapangan Tiananmen) adalah
sebuah rangkaian demonstrasi yang
dipimpin oleh mahasiswa diadakan
di Lapangan
Tiananmen Beijing, Republik
Rakyat Tiongkok, antara 15 April dan 4 Juni 1989. Protes ini ditujukan terhadap ketidakstabilan ekonomi dan
korupsi politik yang kemudian merembet menjadi demonstrasi
pro-demokrasi yang memang merupakan suatu yang belum lazim di Tiongkok yang
otoriter. Lebih dari 3.000 orang meninggal sebagai akibat tindakan dari pasukan
bersenjata.(https://id.wikipedia.org/wiki/).
Lapangan Tiananmen
Lapangan
ini sangat luas dan cantik. Lantainya tersusun atas batu-batu granit yang tertata rapih. Terletak di luar pintu selatan Istana Kuno Dinasti Ming dan Qing,
mendapat namanya karena pintu selatan istana bernama Tianan Menwai (天安門外). Di
sebelah selatan lapangan ini, ada dibangun sebuah bangunan yang merupakan Museum Ketua Mao. Di dalam bangunan ini, jenazah Ketua Mao Zedong yang
diawetkan di dalam kotak kaca ditempatkan. Di seberang lapang Tiananmen terdapat
sebuah perpustakaan yang amat megah.
Setelah foto bersama di depan museum, perjalanan kami lanjutkan. Tujuan kami berikutnya adalah tembok
besar China (The Great Wall). Sekira
20 menit kami sudah tiba di tujuan. Terbentang di hadapan kami pemandangan yang
amat megah dan mengagumkan. Sejauh mata memandang terbentang tembok yang
mengelilingi kota Beijing. Tedy menjelaskan sejarah tembok ini. Tembok besar
China adalah tembok raksasa yang membentang sepanjang 6.350 km, seperti naga
yang sedang menggeliat dan siap menghadang semua musuh China.
Tembok besar yang menjadi salah satu keajaiban dunia sekaligus ikon negara China ini membentang
mulai dari Shanhaiguan di sebelah timur, melewati perbatasan China dan
Manchuria hingga Lop Nur, di sebelah tenggara daerah otonomi Xinjiang Uygur.
Pembangunannya memerlukan waktu yang sangat lama, lintas generasi, bahkan
lintas zaman, dan melibatkan ratusan ribu pekerja. Tembok Besar China mulanya
dibangun untuk melindungi negara dari serangan musuh. Kaisar Qin Shihuang-lah yang pertama
kali mewujudkan pembangunan dinding pertahanan itu menjadi Tembok Besar China
sepanjang 2.414 km. Di zaman Dinasti
Ming, rancangan bangunannya disempurnakan menjadi tembok seperti
yang terlihat sekarang ini. Qin Shihuang atau yang lebih dikenal dengan Shi Huang Ti adalah penguasa
militer yang berkuasa untuk mempersatukan seluruh Daratan China di tahun 221
SM. Shi Huang Ti mengerahkan 300 ribu orang untuk melakukan
kerja paksa membangun Tembok Besar China. Selama 10 tahun pembangunannya,
puluhan ribu orang menjadi korban. Rata-rata, mereka tewas akibat kelaparan dan
kelelahan. Tak sedikit juga yang menjadi korban penyerangan gerombolan
penyamun. Tak heran jika Tembok besar China memiliki julukan yang cukup
menyeramkan, yaitu "Pemakaman Terpanjang di Dunia". Ini karena korban
yang meninggal dimakamkan di sepanjang dindingnya. Rakyat China sendiri
menjulukinya "dinding 10.000 Li". Nama ini tak hanya menggambarkan
panjangnya, tapi juga lama pembangunannya. Berawal di tahun 656 SM oleh negara
Chu, hingga zaman Dinasti Ming, 2.700 tahun kemudian.(https://www.ilmusiana.com/2015/11/sejarah-dari-tembok-besar-china.html).
Selesai penjelasan
sejarah, kami disilahkan untuk mengeksplor kawasan tembok besar. Saya memilih
untuk naik ke sisi sebelah kanan, sebab sebelah kiri terlihat lebih curam.
Butuh stamina bagus untuk menelusuri tembok besar. Medannya terus menanjak,
setiap beberapa meter terdapat tangga, dan di atasnya ada sebuah bangunan. Di dalam
bangunan terdapat dapur dan tempat alat-alat untuk kegiatan pembangunan. Tembok
dan lantainya terbuat dari batu granit. Lebar lantai tembok sekira 5 meter,
sedang tinggi pagar sekira 1 meter. Saya hanya sanggup menyusuri tembok sampai
puncak ke-tiga. Pemandangan sekitar tembok cukup indah di musim semi ini. Dari
atas tembok kita bisa melihat jalan raya, bangunan sekitar tembok, dan hutan.
The
Great Wall
Di sekitar pintu
masuk terdapat kios-kios penjual cinderamata. Harganya bisa ditawar, jangan ragu
untuk menawar sampai dengan 1/3 dari harga yang ditawarkan oleh penjual. Semakin pintar menawar, maka barang akan didapat dengan harga murah.
Toko
Cinderamata
Menyusuri tembok besar China merupakan pengalaman yang sangat luar biasa bagi
saya, tidak akan terlupakan. Menyusuri kekayaan sejarah Kota Beijing yang
termasuk kedalam salah satu warisan budaya dunia. Oh ya, sebelum menyusuri tembok besar, sebaiknya anda ke toilet terlebih dahulu, sebab di sepanjang tembok besar tidak tersedia toilet. Jangan lupa mempersiapkan fisik, sebab menaiki atau menuruni tembok besar, sama-sama membutuhkan energi besar. Selesai foto bersama di depan gerbang tembok besar, perjalanan
hari ini kami akhiiri dengan beristirahat di hotel Hollyday Inn. Besok
perjalanan akan kami lanjutkan menuju Kota Xuzhou menggunakan moda kereta kecepatan tinggi (KKT).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar