Rabu, 27 Maret 2019

Menyusuri Beijing, Kota Sejarah (Belajar ke Negeri China bagian 2)

Delapan jam pesawat China airlines membawa kami terbang dari Jakarta menuju Kota Beijing. Tepat pukul 07.00 waktu setempat kami mendarat di terminal 3 Beijing Capital Airport (PEK). Udara dingin menyergap wajah dan jemari tangan. Aplikasi suhu di telepon genggam menunjukkan suhu 30 Celcius. Bandara ini amat besar, sehingga dari ruang kedatangan, kami harus menaiki kereta bandara yang disediakan secara gratis menuju ke tempat pengambilan bagasi .  

.Menuju ruang pengambilan bagasi dengan kereta bandara

Selesai urusan bagasi, kami membawa koper masing-masing, lalu melakukan check in secara mandiri. Di bandara PEK tersedia beberapa mesin check in mandiri. Proses awal check in yaitu scanning paspor, setelahnya, melakukan sidik empat jari kiri dan kanan secara bergantian. Selesai itu, dilanjut dengan sidik ibu jari kiri dan kanan. Jika semua proses diterima akan keluar secarik kertas bertuliskan OK. Kertas tersebut dimasukkan ke dalam paspor untuk dibawa ke bagian imigrasi. Check in mandiri akan mempercepat proses keimigrasian. Setelah pemeriksaan paspor dan pemindaian wajah, proses keimigrasian selesai.
Setelah semua anggota rombongan selesai dengan proses keimigrasian, kami menuju ke pintu keluar bandara. Di depan pintu, kami disambut oleh pemandu wisata lokal yang bernama Tedy. Dia pandai berbahasa Indonesia dengan logat China. Tak sempat mandi, kami langsung dipandu menuju ke lapangan Tiananmen (baca: Tian anmen). Karena rombongan kami sudah membeli tiket terlebih dahulu, proses menuju lapangan ini pun cepat. Berbeda dengan pengunjung individu yang belum booking tiket. Mereka harus sabar mengantre untuk mendapatkan tiket.  Kami menuju lapangan melewati jalan bawah tanah, menembus jalan raya di depan lapangan. Hati saya berdebar begitu memasuki area lapangan yang bersejarah ini. Dulu, saya hanya bisa melihatnya di telivisi  saat terjadi demonstrasi di tempat ini. Beritanya sangat ramai sebab demonstrasi berlangsung selama berminggu-minggu dan tindakan tegas oleh aparat berwenang saat membubarkan para demonstran. 
Protes Lapangan Tiananmen 1989 (atau Insiden 6/4 atau Pembantaian Lapangan Tiananmen) adalah sebuah rangkaian demonstrasi yang dipimpin oleh mahasiswa  diadakan di Lapangan Tiananmen BeijingRepublik Rakyat Tiongkok, antara 15 April dan 4 Juni 1989. Protes ini ditujukan terhadap ketidakstabilan ekonomi dan korupsi politik yang kemudian merembet menjadi demonstrasi pro-demokrasi yang memang merupakan suatu yang belum lazim di Tiongkok yang otoriter. Lebih dari 3.000 orang meninggal sebagai akibat tindakan dari pasukan bersenjata.(https://id.wikipedia.org/wiki/).
Lapangan Tiananmen
Lapangan ini sangat luas dan cantik. Lantainya tersusun atas batu-batu granit yang tertata rapih. Terletak di luar pintu selatan Istana Kuno Dinasti Ming dan Qing, mendapat namanya karena pintu selatan istana bernama Tianan Menwai (天安門外). Di sebelah selatan lapangan ini, ada dibangun sebuah bangunan yang merupakan Museum Ketua Mao. Di dalam bangunan ini, jenazah Ketua Mao Zedong yang diawetkan di dalam kotak kaca ditempatkan. Di seberang lapang Tiananmen terdapat sebuah perpustakaan yang amat megah.
Setelah foto bersama di depan museum, perjalanan kami lanjutkan. Tujuan kami berikutnya adalah tembok besar China (The Great Wall). Sekira 20 menit kami sudah tiba di tujuan. Terbentang di hadapan kami pemandangan yang amat megah dan mengagumkan. Sejauh mata memandang terbentang tembok yang mengelilingi kota Beijing. Tedy menjelaskan sejarah tembok ini. Tembok besar China adalah tembok raksasa yang membentang sepanjang 6.350 km, seperti naga yang sedang menggeliat dan siap menghadang semua musuh China. 
Tembok besar yang menjadi salah satu keajaiban dunia sekaligus ikon negara China ini membentang mulai dari Shanhaiguan di sebelah timur, melewati perbatasan China dan Manchuria hingga Lop Nur, di sebelah tenggara daerah otonomi Xinjiang Uygur. Pembangunannya memerlukan waktu yang sangat lama, lintas generasi, bahkan lintas zaman, dan melibatkan ratusan ribu pekerja. Tembok Besar China mulanya dibangun untuk melindungi negara dari serangan musuh. Kaisar Qin Shihuang-lah yang pertama kali mewujudkan pembangunan dinding pertahanan itu menjadi Tembok Besar China sepanjang 2.414 km. Di zaman Dinasti Ming, rancangan bangunannya disempurnakan menjadi tembok seperti yang terlihat sekarang ini. Qin Shihuang atau yang lebih dikenal dengan Shi Huang Ti adalah penguasa militer yang berkuasa untuk mempersatukan seluruh Daratan China di tahun 221 SM. Shi Huang Ti mengerahkan 300 ribu orang untuk melakukan kerja paksa membangun Tembok Besar China. Selama 10 tahun pembangunannya, puluhan ribu orang menjadi korban. Rata-rata, mereka tewas akibat kelaparan dan kelelahan. Tak sedikit juga yang menjadi korban penyerangan gerombolan penyamun. Tak heran jika Tembok besar China memiliki julukan yang cukup menyeramkan, yaitu "Pemakaman Terpanjang di Dunia". Ini karena korban yang meninggal dimakamkan di sepanjang dindingnya. Rakyat China sendiri menjulukinya "dinding 10.000 Li". Nama ini tak hanya menggambarkan panjangnya, tapi juga lama pembangunannya. Berawal di tahun 656 SM oleh negara Chu, hingga zaman Dinasti Ming, 2.700 tahun kemudian.(https://www.ilmusiana.com/2015/11/sejarah-dari-tembok-besar-china.html).
Selesai penjelasan sejarah, kami disilahkan untuk mengeksplor kawasan tembok besar. Saya memilih untuk naik ke sisi sebelah kanan, sebab sebelah kiri terlihat lebih curam. Butuh stamina bagus untuk menelusuri tembok besar. Medannya terus menanjak, setiap beberapa meter terdapat tangga, dan di atasnya ada sebuah bangunan. Di dalam bangunan terdapat dapur dan tempat alat-alat untuk kegiatan pembangunan. Tembok dan lantainya terbuat dari batu granit. Lebar lantai tembok sekira 5 meter, sedang tinggi pagar sekira 1 meter. Saya hanya sanggup menyusuri tembok sampai puncak ke-tiga. Pemandangan sekitar tembok cukup indah di musim semi ini. Dari atas tembok kita bisa melihat jalan raya, bangunan sekitar tembok, dan hutan.


The Great Wall
Di sekitar pintu masuk terdapat kios-kios penjual cinderamata. Harganya bisa ditawar, jangan ragu untuk menawar sampai dengan 1/3 dari harga yang ditawarkan oleh penjual. Semakin pintar menawar,  maka  barang akan didapat dengan harga murah.
Toko Cinderamata
Menyusuri tembok besar China merupakan pengalaman yang sangat luar biasa bagi saya, tidak akan terlupakan. Menyusuri kekayaan sejarah Kota Beijing yang termasuk kedalam salah satu warisan budaya dunia. Oh ya, sebelum menyusuri tembok besar, sebaiknya anda ke toilet terlebih dahulu, sebab di sepanjang tembok besar tidak tersedia toilet. Jangan lupa mempersiapkan fisik, sebab menaiki atau menuruni tembok besar, sama-sama membutuhkan energi besar. Selesai foto bersama di depan gerbang tembok besar, perjalanan hari ini kami akhiiri dengan beristirahat di hotel Hollyday Inn. Besok perjalanan akan kami lanjutkan menuju Kota Xuzhou menggunakan moda kereta kecepatan tinggi (KKT).







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BPJS Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Menyusun RPP Berdiferensiasi

Oleh: Wati Rosanah, M. Pd.  Pengawas SMP Kabupaten Indramayu  Email: watirosanah44@dinas.belajar.id  BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Bela...