Jumat, 05 Juni 2020

HAINAN TOUR (Bagian 1)



Burung Phoenix dan Minyak Ikan
Hainan adalah provinsi terkecil, terletak paling selatan  Tiongkok, berbatasan dengan Vietnam dengan ibu kota Haikou. Hainan merupakan destinasi wisata yang memiliki iklim tropis. Hainan sering dijuluki Balinya Indonesia, karena iklimnya tropis, ini berbeda dengan iklim di Tiongkok daratan. Kota tujuan wisata disini diantaranya yaitu Kota Sanya, Haikou, dan Wenchang. Pemerintah Provinsi Hainan sangat serius menggarap sektor pariwisata, salah satunya dengan memberikan subsidi kepada para wisatawan khususnya wisatawan asing. Paket yang ditawarkan cukup terjangkau, seperti paket wisata yang kami ambil, dengan biaya 6,4 Juta kami bisa menikmati paket wisata yang bagus selama 7 hari (7 malam, 5 hari) all in termasuk biaya akomodasi dan visa. Pelayanan yang kami terima sangat bagus jika dibandingkan dengan biaya yang kami keluarkan.
Perjalanan hari pertama dan kedua (3-4 Januari 2019) Hari pertama kami berangkat dari rumah menuju Bandara Soekarno Hatta menggunakan moda kereta api, dan sampai di bandara sekitar pukul 17.00 sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh pihak travel. Kami menuju titik kumpul untuk menerima pengarahan dari pihak travel. Di tempat tersebut kami berjumpa dengan teman-teman seperjalanan dan saling berkenalan dengan anggota grup lainnya yang  berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Mereka terdiri atas grup-grup keluarga, sebelumnya kami berkenalan dan berkomunikasi secara online di grup whatsapp dan berkomunikasi hanya melalui grup.

Sekitar pukul 23.00 kami berkumpul kembali dan diberi arahan oleh tourguide mengenai kegiatan wisata dan budaya masyarakat Hainan. Hal ini dilakukan agar kami menghormati adat isdtiadat dan budaya setempat. Setelah menerima pengarahan, kami mulai memasuki pesawat. Pada pukul 01.00 WIB pesawat pun terbang menuju Hainan, lebih kurang 7 jam kami sampai di pulau Hainan tepatnya Kota Sanya sekitar pukul 07.00 waktu setempat.

Penerbangan bersama Lion Grup, kami sekeluarga duduk di satu deret

Selesai urusan imigrasi, kami menuju ke Hyton Hotel Sanya, sebuah hotel dengan fasilitas bintang 4, hotelnya bagus dan bersih. Kami diberi kesempatan untuk membersihkan diri, berganti baju, dan beberapa saat untuk beristirahat serta sarapan. Pada pukul 10.00 kami berangkat menuju Phoenix Hill Park. Untuk sampai ke puncak bukit kami gunakan moda kereta gantung. Sepanjang perjalanan, dari kereta gantung kami bisa menikmati perkebunan mangga yang begitu luas dan dikelola secara profesional.
Taman Phoenix merupakan puncak tertinggi di kota Sanya, terdapat fasilitas jembatan kayu berpagar mengelilingi bukit. Fasilitas ini memungkinkan kita bisa melihat pemandangan panorama Kota Sanya dan pedesaan sekitarnya yang menakjubkan.  Kami tak menyia-nyiakan kesempatan menikmati pemandangan Kota Sanya dari atas bukit, tampak pemandangan gedung-gedung tinggi dan pantai yang indah. 

Fasilitas jembatan untuk mengelilingi bukit Phoenix

Saat waktu makan siang tiba, kami kembali menuruni bukit dengan kereta gantung untuk makan siang dan melaksanakan sholat dzuhur. Menu makan siang disediakan makanan halal untuk muslim dan non halal untuk non muslim. Selesai makan, kami menunaikan sholat dan ini merupakan tantangan tersendiri untuk melaksanakannya di daerah non muslim, karena tidak tersedia tempat khusus untuk sholat. Tapi diperbolehkan melaksanakan sholat di bagian rumah makan yang agak longgar, dan kami melaksanakannya diantara meja makan dan panggung untuk tampilan live music.
Sholat di antara meja makan dan panggung live show musik
Selesai makan siang, kami diajak untuk menikmati pemandangan pantai, pasirnya putih dan sangat bersih. Kami diwajibkan untuk mengunjungi sebuah tempat yang menjelaskan segala hal tentang Ikan Hiu. Pihak pengelola menyediakan tourgide yang fasih berbahasa Indonesia. Penjelasannya sangat menarik dan penuh semangat, beliau menjelaskan tentang siklus hidup Hiu dan manfaat yang bisa diambil untuk kesehatan manusia. Salah satunya yaitu tentang minyak ikan Hiu yang memiliki khasiat untuk menjaga daya tahan tubuh dan menyembuhkan beberapa penyakit. Kami pun mengikuti arahan tourgide sampai akhirnya kami sampai di sebuah ruangan yang memajang berbagai macam produk dari Ikan Hiu. Disediakan tempat istirahat yang nyaman, dan ada beberapa petugas yang mengajak para pengunjung untuk memasuki ruang-ruang konsultasi.

Di dalam ruang konsultasi sudah ada shines dan asistennya yang mahir berbahasa Indonesia. Shinse mulai membaca telapak tangan, melihat lidah dan wawancara dengan pengunjung untuk mengetahui riwayat penyakit dan menebak penyakit yang sedang diderita. Sang asisten akan menerjemahkannya ke Bahasa Indonesia dengan gaya bahasa yang merayu agar kami membeli produk mereka. Butuh kewaspadaan sebab bahasanya sangat menggiring kita untuk membeli produk mereka. Sulit sekali menghindar untuk tidak membeli produk entah karena sungkan atau terpikat rayuan sang shines. Hampir semua yang masuk ke ruang konsultasi akhirnya membeli produk minyak ikan Hiu he…. he…

Tourguide sedang memberikan penjelasan tentang Ikan Hiu kepada para pengunjung

Kami diberikan waktu cukup untuk menikmati pantai dan kuliner di sini. Menjelang sore kami diajak mengunjungi pusat oleh-oleh yaitu di Pedestrian Street. Di tempat ini beragam oleh-oleh khas Tiongkok seperti batu giok dijual dengan harga murah, tapi harus pandai menawar untuk mendapatkan harga yang bagus. Malam menjelang kami kembali ke hotel untuk beristirahat agar tubuh kembali fit untuk melanjutkan perjalanan di hari ketiga.

Pusat oleh-oleh di pedestrian street










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BPJS Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Menyusun RPP Berdiferensiasi

Oleh: Wati Rosanah, M. Pd.  Pengawas SMP Kabupaten Indramayu  Email: watirosanah44@dinas.belajar.id  BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Bela...