Burung Phoenix dan Minyak Ikan
Hainan adalah provinsi terkecil, terletak paling
selatan Tiongkok, berbatasan dengan Vietnam dengan ibu kota Haikou. Hainan merupakan destinasi
wisata yang memiliki iklim tropis. Hainan sering dijuluki Balinya Indonesia, karena iklimnya tropis, ini berbeda dengan iklim di Tiongkok daratan. Kota tujuan wisata disini diantaranya yaitu Kota Sanya, Haikou, dan Wenchang. Pemerintah Provinsi Hainan sangat serius menggarap sektor pariwisata,
salah satunya dengan memberikan subsidi kepada para wisatawan khususnya
wisatawan asing. Paket yang ditawarkan cukup terjangkau, seperti paket wisata
yang kami ambil, dengan biaya 6,4 Juta kami bisa menikmati paket wisata yang
bagus selama 7 hari (7 malam, 5 hari) all
in termasuk biaya akomodasi dan visa. Pelayanan yang kami terima sangat bagus jika
dibandingkan dengan biaya yang kami keluarkan.
Perjalanan hari pertama
dan kedua (3-4 Januari 2019) Hari pertama kami berangkat
dari rumah menuju Bandara Soekarno Hatta menggunakan moda kereta api, dan
sampai di bandara sekitar pukul 17.00 sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh
pihak travel. Kami menuju titik kumpul untuk menerima pengarahan dari pihak travel.
Di tempat tersebut kami berjumpa dengan teman-teman seperjalanan dan saling
berkenalan dengan anggota grup lainnya yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Mereka
terdiri atas grup-grup keluarga, sebelumnya kami berkenalan dan berkomunikasi secara
online di grup whatsapp dan berkomunikasi hanya melalui grup.
Sekitar pukul 23.00 kami
berkumpul kembali dan diberi arahan oleh tourguide
mengenai kegiatan wisata dan budaya masyarakat Hainan. Hal ini dilakukan
agar kami menghormati adat isdtiadat dan budaya setempat. Setelah menerima
pengarahan, kami mulai memasuki pesawat. Pada pukul 01.00
WIB pesawat pun terbang menuju Hainan,
lebih kurang 7 jam kami sampai di pulau Hainan tepatnya Kota Sanya
sekitar pukul 07.00 waktu setempat.
Penerbangan bersama Lion Grup, kami
sekeluarga duduk di satu deret
Selesai urusan imigrasi,
kami menuju ke Hyton Hotel Sanya, sebuah hotel dengan fasilitas bintang 4,
hotelnya bagus dan bersih. Kami diberi kesempatan untuk membersihkan diri,
berganti baju, dan beberapa saat untuk beristirahat serta sarapan. Pada pukul
10.00 kami berangkat menuju Phoenix Hill Park. Untuk sampai ke puncak bukit kami gunakan moda
kereta gantung. Sepanjang perjalanan, dari kereta gantung kami bisa menikmati
perkebunan mangga yang begitu luas dan dikelola secara profesional.
Taman Phoenix merupakan puncak tertinggi di kota Sanya, terdapat
fasilitas jembatan kayu berpagar mengelilingi bukit. Fasilitas ini memungkinkan
kita bisa melihat pemandangan panorama Kota Sanya dan pedesaan sekitarnya yang
menakjubkan. Kami tak menyia-nyiakan
kesempatan menikmati pemandangan Kota Sanya dari atas bukit, tampak pemandangan
gedung-gedung tinggi dan pantai yang indah. ![]() |
Fasilitas jembatan untuk mengelilingi bukit
Phoenix
Saat waktu makan siang tiba, kami kembali menuruni bukit dengan kereta
gantung untuk makan siang dan melaksanakan sholat dzuhur. Menu makan siang
disediakan makanan halal untuk muslim dan non halal untuk non muslim. Selesai makan,
kami menunaikan sholat dan ini merupakan tantangan tersendiri untuk
melaksanakannya di daerah non muslim, karena tidak tersedia tempat khusus untuk
sholat. Tapi diperbolehkan melaksanakan sholat di bagian rumah makan yang agak
longgar, dan kami melaksanakannya diantara meja makan dan panggung untuk tampilan
live music.
![]() |
Sholat di antara meja makan dan panggung live
show musik
|
Selesai makan siang, kami diajak untuk menikmati pemandangan pantai,
pasirnya putih dan sangat bersih. Kami diwajibkan untuk mengunjungi sebuah tempat
yang menjelaskan segala hal tentang Ikan Hiu. Pihak pengelola menyediakan tourgide yang fasih berbahasa Indonesia.
Penjelasannya sangat menarik dan penuh semangat, beliau menjelaskan tentang
siklus hidup Hiu dan manfaat yang bisa diambil untuk kesehatan manusia. Salah
satunya yaitu tentang minyak ikan Hiu yang memiliki khasiat untuk menjaga daya
tahan tubuh dan menyembuhkan beberapa penyakit. Kami pun mengikuti arahan tourgide sampai akhirnya kami sampai di
sebuah ruangan yang memajang berbagai macam produk dari Ikan Hiu. Disediakan
tempat istirahat yang nyaman, dan ada beberapa petugas yang mengajak para pengunjung
untuk memasuki ruang-ruang konsultasi.
Di dalam ruang konsultasi sudah ada shines dan asistennya yang mahir
berbahasa Indonesia. Shinse mulai membaca telapak tangan, melihat lidah dan
wawancara dengan pengunjung untuk mengetahui riwayat penyakit dan menebak
penyakit yang sedang diderita. Sang asisten akan menerjemahkannya ke Bahasa
Indonesia dengan gaya bahasa yang merayu agar kami membeli produk mereka. Butuh
kewaspadaan sebab bahasanya sangat menggiring kita untuk membeli produk mereka.
Sulit sekali menghindar untuk tidak membeli produk entah karena sungkan atau
terpikat rayuan sang shines. Hampir semua yang masuk ke ruang konsultasi
akhirnya membeli produk minyak ikan Hiu he…. he…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar